Sistem Komunikasi Dialogis

parta, belajar, komunikasi, dialogis, dua arah, sistem komunikasi, sukses
Komunikasi atasan dan bawahan bisa berupa penyampaian informasi, pesan, ataupun instruksi. Kadangkala terjadi salah penafsiaran informasi yang diterima. Jika hal tersebut sering terjadi maka efektifitas serta efisiensi akan terhambat dalam memperoleh keluaran produktifitas yang ingin dicapai.

Untuk kelancaran komunikasi atasan dan bawahan, beberapa atau pada umumnya para atasan/pimpinan banyak mempelajari dan memperdalam ilmu komunikasi, memperhatikan, dan mencari cara yang cocok hingga sistem komunikasi atasan dan bawahan bisa berjalan efektif dan efisien.

Untuk menjamin komunikasi atasan dan bawahan, para atasan bahkan tak segan-segan mengulang-ulang instruksi kepada bawahan dengan maksud untuk menghindari salah penafsiaran bawahan dalam melaksanakan perintah.

Salah satu cara yang ampuh untuk menghilangkan/mengeliminir salah penafsiran perintah yakni dengan sistem komunikasi dialogis. Komunikasi dialogis adalah komunikasi dua arah, sifatnya timbal balik. Penyampai pesan adalah juga menerima pesan. Komunikasi dialogis masing-masing pihak saling bergantian menyampaikan pesan dan menerima pesan. Bagaimana cara agar tercipta komunikasi dialogis, caranya dapat bermacam-macam namun inti dari komunikasi dialogis ialah adanya kesempatan bagi kedua pihak untuk secara bergantian menyampaikan dan menerima pesan. Baik itu dengan diskusi, brainstorming, memo balas, pertemuan berkala untuk evaluasi dan lain sebagainya.

Komunikasi dialogis bagi atasan/pimpinan bermanfaat untuk menguji sejauh mana bawahan bisa menerima gagasan, pesan, prosedur baru yang diterapkan olehnya. Sehingga dapat menghindari kecenderungan atasan/pimpinan menafsirkan sendiri intruksi/pesan yang ia sampaikan. Dengan memberikan kesempatan kepada bawahan untuk bertanya, memberi usul/saran, para atasan dapat mengetahui sejauh mana daya tangkap bawahan akan pesan yang disampaikan. Dilain pihak, kesempatan dialogis ini akan memperkaya pemikiran-pemikiran baru bagi atasan atas usul/saran yang diungkapkan oleh bawahan.

Secara psikologis, komunikasi dialogis yang harmonis akan memenuhi salah satu kebutuhan psikologis bawahan yakni kebutuhan akan pengakuan. Secara langsung dan tidak hal itu akan membawa dampak positif terhadap kinerja bawahan, perasaan memiliki perusahaan dan menghayati lebih baik apa yang mereka kerjakan. Dampak lebih jauhnya lagi akan mempengaruhi efektifitas dan efisiensi perusahaan lebih baik.

Psikologi Kepemimpinan, Pandji Anoraga, 2003

Comments

Popular posts from this blog

Tips memilih gelasan layangan.

Isi/makna lagu DOREMI