Hubungan Interpersonal, Cinta, Pernikahan, dan Perselingkuhan

Hubungan Interpersonal

Hubungan Interpersonal, karena manusia sebagai mahkluk sosial (Pearson, 1983) yang artinya kita tidak dapat menjalin hubungan sendiri, kita selalu menjalin hubungan dengan orang lain, mencoba untuk mengenali dan memahami kebutuhan satu sama lain, membentuk interaksi, serta berusaha mempertahankan interaksi tersebut. Maka hubungan interpersonal adalah hubungan yang terdiri atas dua orang atau lebih, yang memiliki ketergantungan satu sama lain dan menggunakan pola interaksi yang konsisten. Manakala kita melakukan hubungan interpersonal maka akan terdapat suatu proses dan biasanya dimulai dengan interpersonal attraction (penilaian seseorang terhadap sikap orang lain, di mana penilian ini dapa diekspresikan melalui suatu dimensi, dari strong liking sampai dengan strong dislike)

Ada beberapa faktor atas proses Interpersonal attraction
  • Faktor internal (Baron dan Byrne, 2008), ada dua hal dalam faktor dalam diri kita yakni kebutuhan untuk berinteraksi dan pengaruh perasaan.
  • Faktor eksternal, yang memengaruhi dimulainya suatu hubungan interpersonal adalah kedekatan dan daya tarik fisik.
  • Faktor interaksi, dimana terdapat persamaan/perbedaan (persamaan/perbedaan opini, kegiatan dan lain-lain bisa memicu sebuah interaksi) dan reciprocal liking (kita memberikan kembali perasaan yang diberikan orang lain kepada kita)

Cinta

Dari hubungan interpersonal dengan berbagai faktor yang dikemukakan diatas, jika terjadi hubungan yang berkelanjutan maka akan terjadi/terjalin hubungan interpersonal lanjutan yakni cinta. Cinta Menurut Izard (Strongman, 1998) dapat mendatangkan segala jenis emosi, baik yang menyenangkan maupun yang menyakitkan sebagai proses lanjutan dari hubungan interpersonal yang terjalin antara dua orang manusia berlawanan jenis.

Stenberg mengemukakan bahwa cinta memiliki tiga dimensi, yaitu hasrat, keintiman, dan komitmen.
  1. Hasrat, dalam dimensi hasrat menekankan pada intensnya perasaan serta perassan yang muncul dari daya tarik fisik dan daya tarik seksual. Pada jenis cinta ini, seseorang mengalami ketertarikan fisik secara nyata, selalu memikirkan orang yang dicintainya sepanjang waktu, merasa sangat bahagia dan lain-lain.
  2. Keintiman, dimensi ini tertuju pada kedekatan perasaan antara dua orang dan kekuatan yang mengikat mereka untuk bersama.
  3. Komitmen/keputusan, dimensi komitmen dimana seseorang berkeputusan untuk tetap bersama dengan seorang pasangan dalam hidupnya.

Pernikahan

Dalam proses hubungan interpersonal yang lanjut dengan adanya cinta untuk mencapai pernikahan bisanya dimensi cinta dihasilkan dari cinta yang berdimensi komitmen/keputusan. Pasangan memiliki hasrat untuk membagi dirinya dalam hubungan yang berlanjut dan hangat (Turner dan Helms, 1995).

Pernikahan adalah sebuah komitmen yang serius antarpasangan dan biasanya dengan mengadakan pesta pernikahan, berarti secara sosial diakui bahwa saat itu pasangan telah resmi menjadi suami istri. Duvall dan miller (1985) menjelaskan bahwa pernikahan adalah hubungan pria dan wanita yang diakui secara sosial, yang ditujukan untuk melegalkan hubungan seksual, melegitimasi membesarkan anak, dan membangun pembagian peran di antara sesama pasangan.

Faktor-faktor yang mendukung kepuasan pernikahan adalah adanya komunikasi yang terbuka, ekspresi perasaan secara terbuka, saling percaya, tidak adanya dominasi pasangan, hubungan seksual yang memuaskan, kehidupan sosial, tempat tinggal, penghasilan yang cukup, anak, keyakinan beragama dan hubungan dnegan mertua/ipar (Latifah, 2005).

Perselingkuhan

Jika tidak terdapatnya faktor-faktor kepuasan pernikahan seperti diungkapkan pada paragraf sebelumnya, maka akan berakibat pada tindakan (diasumsikan) perselingkuhan, walaupun tidak semua pasangan melakukan perselingkuhan secara umum, namun faktor-faktor kepuasan pernikahan sebagai indikator kesetiaan seseorang pada pasangannya atau tidak bisa menjadi pemicu kenapa seseorang melakukan perselingkuhan.

Terdapat banyak alasan bagi seseorang untuk dapat melakukan perselingkuhan selain dari ketidakadaan faktor-faktor kepuasan pernikahan.

Berikut ini adalah sejumlah alasan seseorang melakukan perselingkuhan:
  1. Variasi seksual
  2. Untuk kesenangan
  3. Companionship dengan wanita lain.
  4. Kepuasan akan tantangan 
  5. Merasa tertarik kepada wanita yang lebih muda
  6. Memanfaatkan kesempatan yang ada.
  7. Keinginan untuk melanggar sesuatu yang dilanggar.
  8. kebosanan akan pernikahan.
  9. Istri tidak lagi menarik secara fisik
  10. Ingin menyakiti istri
  11. Istri menjadi gemuk
  12. Istri terlalu fokus pada anak
  13. Untuk mendapatkan pengalaman romantis.
  14. Pelarian karena pernikahan tidak bahagia atupun untuk mendapatkan cinta (Then, 1998)
  15. Perbedaan kelas sosial, agama, kebiasaan juga dapat dijadikan alasan untuk melakukan perselingkuhan, ketidaksiapan menerima perbedaan dan keunikan masing-masing (Satidarma, 2001)

Sumber Rangkuman:
Psikologi Sosial. 2009. Sarlito W. Sarwo dan Eko A. Meinarno. Salemba Humanika; Jakarta 

Tulisan lainnya yang berkaitan: Komunikasi Interpersonal

Comments

Popular posts from this blog

Tips memilih gelasan layangan.

Isi/makna lagu DOREMI