Kepemimpinan

Ilustrasi by ASPW
Pemimpin berasal dari kata pimpin berarti bimbing atau tuntun(dengan begitu ada dua pihak, yang dipimpin dan memimpin).
Pemimpin adalah seorang yang mempunyai wewenang untuk memerintah orang lain, yang di dalam pekerjaannya untuk mencapai tujuan organisasi memerlukan bantuan orang lain.

Karena memerlukan bantuan orang lain, seorang pemimpin melakukan proses interaksi yang terjadi antara seorang dengan orang lain untuk mendapatkan adanya saling pengertian, kesadaran, dan kepuasan psikologis.

Kepemimpinan lanjutan dari pemimpin yang diberi akhiran “-an” dan awalan “-ke” yang diartikan sebuah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, melalui komunikasi baik langsung maupun tidak langsund dengan maksud untuk menggerakkan orang-orang tersebut agar dengan penuh pengertian, kesadaran dan senang hati mengikuti kehendak-kehendak pemimpin.

Ada tiga pendekatan tentang kepemimpinan yang diperlukan seorang untuk menjadi pimpinan:

  1. Pendekatan Sifat/Perilaku, Menerima tanggung jawab, bisa perceptive, obyektif, kemampuan menentukan prioritas dan berkomunikasi
  2. Pendekatan Karakteristik, seorang pemimpin yang terkondisikan dalam perilaku dan pemikiran yang dilakukan sehari-hari dalam pribadinya sehingga mampu memimpin dalam situasi apapun.
  3. Pendekatan Contigency, dimana seorang pemimpin yang memimpin atas faktor-faktor situasional. Hanya saja, pendekatan ini efektifitas pemimpin hanya berlaku pada situasi tertentu saja.

Setiap pemimpin mempunyai kewajiban untuk mencapai tujuan organisasi dan memeberikan perhatian terhadap kebutuhan para karyawan di bawahnya. Sehingga fungsi-fungsi pemimpin dalam kewajibannya dikatakan baik jika memiliki/memberikan:

  1. Membina kepercayaan antara bawahan dan atasan.
  2. Mengkoordinir tujuan kerja yang realistis.
  3. Menghilangkan hambatan-hambatan pencapaian tujuan.
  4. Menilai pelaksanaan pekerjaan dan mengkomunikasikan hasilnya.
  5. Menunjukkan perhatian kepada para karyawan
  6. Melakukan analisa kemampuan kerja karyawan secara fisik dan mental sebagai dasar pembagian pekerjaan.
  7. Mendelegasikan wewenang apabila diperlukan dan mengundang partisipasi apabila memungkinkan.
  8. Memecahkan permasalahan/konflik.

Kepemimpinan mencakup ilmu, seni dan moral. Dikatakan ilmu karena pemimpin yang memimpin memperoleh disiplin ilmu yang dipelajarinya sehingga mampu menilai benar dan salah. Dikatakan seni karena mempunyai bakat alamiah yang dibawa sejak seseorang itu dilahirkan atau diperoleh dari lingkungan, seperti pendidikan, agama, pergaulan, pengalaman, praktek sehari-hari. Dikatakan moral karena pemimpin merasakan bahwa memimpin adalah suatu kewajiban memperbaiki kondisi negatif disekitarnya.

Pemimpin harus bisa mengatasi hambatan-hambatan:

  1. Kurangnya kesediaan mendengarkan, membuang sikap acuh tak acuh sewaktu mendengarkan.
  2. Segan terlibat urusan pribadi. Pemimpin segan terlibat dengan persoalan bawahan yang berifat pribadi, dilain pihak bawahan sering mengalami kesukaran dalam memisahkan mana persoalan pribadi dan mana persoalan pekerjaan.
  3. Prasangka. Ketidakmampuan membangun komunikasi dialogis antara bawahan dan atasan karena atasan menilai jika bawahan berkesempatan mengeluarkan aspirasinya maka bawahan akan sering banyak mengeluh dan mengkritik. Padahal kegiatan dialogis tersebut dapat memudahkan mengindetifikasi kegagalan suatu pencapaian tujuan dengan mudah dan cepat.
  4. Sikap bertahan. Pemimpin yang mau menang sendiri, tidak mengapresiasi masukan dari bawahan sehingga tidak terjadi komunikasi dialogis antara mereka karena mempertahankan kredibilitas semu semata.
  5. Kurangnya waktu. Pemimpin yang berjalan sendiri karena merasa tujuan yang hendak dicapainya diburu oleh waktu sehingga kekurangpahaman misi bawahan, kritik dan saran tidak terserap karena tindakan pemimpin yang melaksanakan one way comunication. Padahal jika dapat melakukan diskusi akan cepat mengindentifiasi persoalan, menghemat waktu sehingga tidak ada pengulangan perintah, perbaikan.

Faktor-faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan seorang pemimpin:

  1. Bawahan yang mampu memberikan laporan yang akurat sesuai dengan fakta dilapangan.
  2. Pemimpin yang sering dan tidak atau jarang terjun kelapangan dan melakukan penyerapan aspirasi dari akar rumput.
  3. Kemampuan membuat keputusan dengan mengeliminir kepentingan pribadi atau golongan.

Beberapa gaya kepemimpinan dibawah ini:

Gaya kepemimpinan dengan Tipe : PEMAKSA
  1. Senang menghukum tetapi suka memberikan penghargaan
  2. Berpendapat bahwa orang pada saranya malas dan harus dipaksa untuk bekerja.
  3. Tidak suka menerima feedback (umpan balik) dari bawahannya atau orang-orang disekitarnya
Tingkat kesuksesan dalam jangka pendek akan berhasil dengan syarat benar namun pada jangka waktu panjang kemungkinan tidak berhasil sangat besar karena orang-orang akan berontak.

Gaya kepemimpinan dengan Tipe : PENDOBRAK
  1. Mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi.
  2. Melakukan segala-galanya sendiri
  3. Tidak suka mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab
  4. Tidak menaruh perhatian terhadap orang-orang disekitarnya
  5. Mempunyai standar hasil kerja yang tinggi tetapi tidak memiliki kepemimpinan
Tingkat kesuksesan dalam jangka pendek dan jangka panjang tipe kepemimpinan seperti ini kemungkinan besar tidak akan berhasil.

Gaya kepemimpinan dengan Tipe : PENGUASA
  1. Usul-usul diajukan dengan halus dan terselubung sehingga kurang jelas bagi orang lain apa yang diinginkannya.
  2. Memberikan hukuman tetapi juga memberikan penghargaan.
  3. Suka mendengar umpan balik dari bawahan dan dariorang-orang di sekitarnya.
Tingkat kesuksesan dalam jangka pendek dan jangka panjang akan berhasil namun pada jangka waktu panjang tidak mengembangkan/tidak melahirkan regenerasi kepemimpinan.

Gaya kepemimpinan dengan Tipe : PENYAYANG
  1. Pemimpin yang suka memanjakan
  2. Tidak mempunyai rencana
  3. Selalu memberikan penghargaan, tetapi tidak pernah menghukum
  4. Tidak bisa mengatur pekerjaannya
Tingkat kesuksesan dalam jangka pendek akan buruk, akan tetapi disenangi bawahan. Sedang pada jangka panjang akan menjadi bencana bagi tipe pemimpin ini karena menimbulkan berbagai kerusakan dan kemunduran dalam organisasi.

Gaya kepemimpinan dengan Tipe : DEMOKRAT
  1. Mempunyai rencana
  2. Banyak menaruh perhatian pada orang lain di sekitarnya
  3. Suka menanyakan pendapat setiap orang
  4. Memberikan penghargaan, tetapi tidak suka memberikan hukuman.
Tingkat kesuksesan dalam jangka pendek tidak akan berhasil, sedang keberhasilan diraih dalam jangka waktu panjang itupun dengan syarat tergantung pada orang-orang disekitarnya.

Gaya kepemimpinan dengan Tipe : PEMBINA
  1. Menetapkan tujuan dengan jelas, memberikan tantangan tetapi moderat dalam risiko
  2. Suka menerima dan memberikan umpan balik yang terinci
  3. Memberikan penghargaan tetapi juga memberikan hukuman
  4. Memberikan tanggung jawab dan bantuan kepada bawahan.
Tingkat kesuksesan tipe kepemimpinan seperti ini dalam jangka waktu pendek dan panjang akan sukses dan berhasil gemilang.

Sumber:
  1. Pandji Anoraga. 2003. Psikologi Kepemimpinan. Jakarta: RINEKA CIPTA
  2. Syafi’ie, Inu Kencana. 2003. Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia. Bandung: Refika Aditama
  3. Erliana Hasan. 2005. Komunikasi Pemerintahan. Bandung: Refika Aditama
  4. http://partalearning.blogspot.com/2011/06/gaya-kepemimpinan.html

Comments

Popular posts from this blog

Tips memilih gelasan layangan.

Isi/makna lagu DOREMI