Membaca, Mencari tahu, dan Menyajikan kembali

Setelah UAS minggu kemarin, agak lama juga tidak menulis dalam arti pemikiran saya sendiri. Dimulai Senin kemarin, kebanyakan tulisan hanya sekedar salin tempel dari berbagai sumber, tentu saya membaca seutuhnya dan menyajikan kembali sebagai satu tulisan dengan makna tersendiri yang ingin saya sampaikan dengan menyertakan sumbernya.

Dimulai dari berita persidangan Aa Gym yang “kontroversial” dengan alasan perceraiannya, sampai kepada Ruyati di Qhisosh, sekjen PBB yang terpilih kedua kalinya, 7 Icons, Budi Doremi, Olivia Lubis Jansen, dan tak lupa adab merokok.

Garis besar berita Aa Gym membuat saya penasaran ada apa dibalik semua itu, lahirlah tulisan secara obyektif atau setidak-tidaknya demikian dengan judul "Poligami menurut UU No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan hukum Islam". Namun dari semua itu ada satu tulisan yang belum saya garap karena berkaitan juga dengan tema tersebut, yakni dampak internal dan eksternal dari poligami.

Secara subyektif berita persidangan Aa Gym membawa banyak cerita tersendiri dikalangan para pembaca. Tulisan dengan berbagai sudut pandang disebuah webblog publik bermunculan seputar masalah itu. Kembali kepada diri masing-masing dengan hak kebebasan berekpresi yang bertanggung jawab di media daring(dalam jaringan)/online dan segala konsekuensinya tentu adalah hak mereka, namun saya secara pribadi tidak banyak angkat bicara. Tentu karena bukan kapasitas dan kompetensi saya dalam hal dunia warta berita kasus individu seputar domestik rumah tangga apalagi sudah sampai pada tingkat perceraian yang sedang dalam proses persidangan. Satu hal lagi terlewatkan yakni, tata cara pengajuan perceraian belum saya telusuri, biarlah! Saya tak ingin mengetahui tentang tata cara itu.

Berita seorang TKW yang dieksekusi hukuman pancung di Arab membawa begitu banyak luka dan derita dalam pribadi, sehingga lahirlah tulisan berjudul “Pemerintah yang bertanggung jawab”, sebuah tulisan yang saya rangkum dari sebuah buku karangan anak bangsa dengan judul Kybernology pada Bab 8 dengan judul yang sama. Saya menyajikan secara akar permasalahan, tidak ada maksud menyalahkan, itu yang ingin saya sampaikan. Memang harus demikian, dan harus terus ditingkatkan sinergi, efektifitas, dan kapabilitas sebuah pemerintah yang bertanggung jawab terhadap yang-diperintah.

Untuk “Sekjen PBB” sendiri, terinspirasi dari sebuah tulisan Della Anna dengan judul “Sekjen PBB Periode 2016, Akhiri Cita-cita Pak SBY untuk Kursi Sekjen PBB” di Kompasiana.com membawa rasa ingin tahu mengenai sosok Ban Ki-moon.

Dan tulisan lain-lainnya (sebagian belum saya rilis, masih dalam konsep), adalah tulisan karena saya menikmati lagu-lagu mereka dengan koreografinya (7 Icons), mimik pelantunan lagu di video klip (Budi Doremi) serta paras Indo-nya Olivia Lubis Jansen.

Salam hangat selalu.

Comments

Popular posts from this blog

Isi/makna lagu DOREMI

Tips memilih gelasan layangan.