Kampung Naga


Kampung Naga.

Kampung Naga, Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya.

Kampung Naga memiliki areal wilayah lk 1,5 Hektar. Perbatasannya sebelah timur Sungai Ciwulan, sebelah barat ada bukit kecil, diutara dan selatan dibatasi susukan/parit.

Dikampung Naga terdapat 113 buah bangunan yang tetap semenjak jaman dahulu. Tidak bertambah maupun berkurang.

Terdiri dari:
  • 110 buah bangunan tempat tinggal
  • 1 buah balai pertemuan(balai patambon
  • 1 buah Mesjid
  • 1 buah lumbung padi umum

Cacah jiwa pada tahun 2010 usia 0 sampai lansia terdapat 304 jiwa (175 Laki-laki, 129 Perempuan).
Pekerjaan pokok masyarakat kampong Naga yakni Pertanian, kerajinan tangan dan menjual makanan ringan.
Mayoritas pendidikan warganya adalah lulusan sekolah dasar.
Tahun 2010 tercatat di ketua RT kampong Naga yang sedang menimba ilmu di
  • SD ada 40 siswa
  • SMP ada 6 siswa
  • SMA/SEDERAJAT ada 1 siswa
  • PERGURUAN TINGGI ada 3 siswa.

Ada dua lembaga pemerintahan di Kampung Naga.
  1. Formal
    • Rukun Tetangga dijabat oleh Bpk Riswan
    • Rukun Warga dijabat oleh Bapak Ohin
    • Kepala Dusun dijabat oleh Bapak Sukaryo

  1. Non Formal
·        Kuncen Kampung Naga dipegang oleh Bapak Ade Suherlan (Pemangku adapt dan kepala upacara adat)
·        Punduh dipegang oleh Bapak Maun (Mengurus ketertiban dan ketentraman)
·        Lebe dipegang oleh Bapak Ateng (Mengurusi pemakaman warga)

Upacara adat di Kampung Naga ada 6 kali dalam 1 tahunnya.

  1. Pada bulan Muharram (tahun baru Islam)
  2. Pada bulan Mulud (maulidan Nabi Muhammad SAW)
  3. Pada bulan Jumadil Akhir (Tengah tahun, Jiarah kemakam leluhur)
  4. Pada bulan reuwah/nispu sya’ban
  5. 1 Syawal (idul fitri)
  6. Idul Adha

Terdapat 3 kesenian asli kampong Naga.

  1. Tembang Gembrung (bersifat terbatas hanya di wilayah kampong Naga) tiap-tiap malam Idul Fitri dan Idul Adha
  2. Tembang Sejak, tiap-tiap peringatan kemerdekaan RI. 17 Agustus
  3. Angklung


Penerangan yang ada di Kampung Naga dengan lampu tempel/ minyak tanah. Pada saat konversi minyak tanak ke gas yang dilakukan pemerintah baru-baru ini ditolak. Berbagai solusi ditawarkan oleh pemerintah daerah, PLN dengan memaparkan teknologi SURYAKANTA(pembangkit tenaga surya). Tetap ditolak oleh warga. Pada jaman dahulu juga oleh Belanda akan dibuatkan Turbin pembangkit tenaga listrik(sama ditolak).
Alasan utama adalah dikhawatirkan akan terjadi kebakaran. Karena rumah-rumah menggunakan bahan baku mudah terbakar. Dan dengan teknologi penerangan listrik dikhawatirkan akan terjadi kecemburuan sosial.


*narasumber: ketua RT Bpk Riswan
Mohon maaf jika paparan saya dangkal. 21 Nopember 2010

Comments

Popular posts from this blog

Tips memilih gelasan layangan.

Isi/makna lagu DOREMI