Humor dalam kepemimpinan
Sejarah humor.
Humor berasal dari kata Latin > umor yang berarti 'cairan'.
Sejak 400 SM, orang Yunani Kuno beranggapan bahwa suasan hati manusia ditentukan oleh empat macam ciran didalam tubuh, yakni darah (sanguis), lendir (phlegm), empedu kuning (choler), dan empedu hitam (melancholy).
Teori mengenai cairan itu merupakan upaya pertama untuk menjelaskan tentang sesuatu yang disebut humor. Namun demikian, ajaran yang disusun oleh Plato itu tampaknya sudah tidak ada hubungannya dengan pengertian umum di zaman sekarang.
Definisi humor
Humor (P. Tommy Y.S. Suyasa) adalah sebagai objek, baik dalam bentuk konkret maupun imajinasi; Respon kecenderungan individu untuk bersikap positif pada lingkungan, dan perilaku yang membuat orang tertawa karena hal yang positif.
Humor (Didiek Rahmanadji) adalah sesuatu yang menggelikan, mempesona, aneh, identik dengan kelucuan, dan pada akhirnya merangsang seseorang untuk tertawa atau tersenyum.
Sebab tertawa
Plato dan Aristotle (dalam Martin, 2003), menyatakan bahwa penyebab individu tertawa adalah perasaan superiority terhadap individu lain atau tertawa karena keanehan/hal negatif yang terjadi pada orang lain.
Namun demikian, penyebab tersebut belum dapat diterima secara umum; Menurut Martin (2003), individu dapat saja tertawa karena adanya hal yang positif.
Fungsi humor
Keperluan atau fungsi humor, antara lain:
- Pelengkap dalam keterampilan kepemimpinan.
- Memfasilitasi komunikasi agresifitas
- Memfasilitasi proses terapi
- Mengurangi stres.
- Sarana menyatakan gagasan
- Sarana kritik/protes sosial
- Media informasi dan hiburan
Jenis humor
- Jenis humor yang bersifat apresiasi terhadap situasi/tekanan hidup yang terjadi sehari-hari
- Jenis humor yang bersifat netral atau apresiasi terhadap hal-hal yang polos.
- Jenis humor yang bersifat agresif atau humor terhadap hal-hal yang bersifat kekerasan.
- Jenis humor yang bersifat personal
- Jenis humor yang bersifat pergaulan
- Jenis humor yang bersifa kesenian
Humor dan kepemimpinan
Menurut Choi, An, dan Choi (2008), Khususnya pada remaja, kecenderungan untuk menampilkan humor berpengaruh terhadap keterampilan kepemimpinan, maksudnya keterampilan komunikasi dan keterampilan dalam mengarahkan proses pengambilan keputusan. Terindentifikasi dalam penelitiannya, bahwa humor generation dapat mengatasi situasi yang menekan. Humor generation yang dimiliki pemimpin, membuat suasana yang tegang dalam berkomunikasi maupun dalam proses pengambilan keputusan dapat mencair.
Pengaruh humor generation terhadap keterampilan kepemimpinan tersebut diperantari oleh faktor hubungan interpersonal. dengan kata lain interpersonal relationship menjadi mediator variable antara humor generation dan leadership (Choi, Choi, & An, 2008).
Humor yang dimunculkan oleh pemimpin yang memiliki humor generation yang baik, akan menimbulkan emosi positif di antara individu yang memimpin dengan yang dipimpin.
Menurut Guilmette (2008), secara sosial, perilaku tertawa adalah salah satu metode untuk menarik perhatian orang lain, metode untuk menyampaikan emosi yang sedang dirasakan, dan merupakan metode untuk mengaktifkan emosi positif pada orang lain. Humor adalah suatu hal yang penting dalam kehidupan sosial, khususnya bagi seorang pemimpin.
Sifat humor menurut Guilmette dan Choi et al. (2008)
- Humor bersifat ringan dalam perbincangan atau adaptive dapat meningkatkan keterampilan kepemimpinan
- Humor bersifat mal-adaptive atau kasar dapat menurunkan keterampilan kepemimpinan
Dengan adanya humor, pemimpin dapat menarik perhatian individu yang menjadi bawahannya, menyampaikan emosi positif yang sedang dirasakannya, serta dapat membangkitkan emosi positif pada bawahannya.
Sumber tulisan:
Comments
Post a Comment
Silahkan meninggalkan komentar. Salam hangat dan Terima Kasih.