Saya juga tidak tahu!

Masih ingat dengan dongeng dengan isi cerita tentang seorang anak yang suka berbohong mengelabui warga desa bahwa ada bencana banjir besar. Hingga pada akhirnya ketika benar-benar terjadi bencana banjir, seruan dirinya tidak dipercaya lagi. Dan akhirnya seluruh penduduk desa tersapu banjir bandang.

Cerita diatas mungkin sedikit miris, suatu kebodohan bagi seluruh warga desa yang tidak mencek ulang, ya namanya juga dongeng, tidak mungkin dong terjadi di dunia nyata. Betulkah?

Sebenarnya tidak salah sama sekali jika berbohong demi beberapa alasan yang bisa diterima akal sehat, semisal menolong orang yang hendak di dzolimi, dikejar-kejar hendak dibunuh atau disiksa, berbohong memuji masakan istri yang keasinan atau keasaman, atau he he he saya lupa satu lagi, ada yang bisa membantu mengingatkan saya?

Jika membanding-bandingkan masa sekarang dan masa lalu, sebenarnya menurut saya tidak adil. Jaman dulu tidak ada yang namanya internet, atau jaman sekarang tidak ada yang namanya penjajahan nyata diperbudak oleh bangsa asing dinegeri sendiri. Jadi yang sebaiknya harus kita lakukan sekarang adalah, mempelajari sejarah, agar sejarah tidak terulang, dijadikan alat pembelajaran bagi kita demi mencapai masa depan yang lebih gemilang dengan perencanaan dan sinergi seluruh komponen masyarakat. Karena waktu itu yang bersifat dinamis serta tak pernah bisa menoleh kebelakang, setidaknya sampai mesin penjelajah waktu ditemukan, atau bisakah ditemukan/diciptakan mesin penjelajah waktu itu? Siapa tahu, bisa saja, bisa juga tidak.

Pengalihan demi pengalihan kita dengarkan, kita lihat dilayar televisi, bagi anda wartawan lapangan tentunya sudah menjadi saksi sejarah dikemudian hari. Ya, setidaknya kita yang menyimak dan mengulas adalah salah satu saksi sejarah dimasa depan. Berbagai alat mass media digunakan, cetak, elektronik(televisi, radio, internet dll). Banyak para blogger, mass media internet mengulas dengan berbagai versi cerita, namun pada intinya, kita sekarang sedang dirundung pengalihan dan pengalihan yang terus bertubi-tubi datang dan pergi tanpa jelas kapan dan waktu yang akan menimpakan pengalihan tersebut.

Saya membaca sebuah status, seseorang yang membincangkan ide adalah orang yang memiliki pemikiran besar, orang yang membicarakan peristiwa adalah orang yang memiliki pemikiran sedang, dan orang yang membicarakan orang lagi adalah orang yang memiliki pemikiran kecil?

Sangat merasa malu juga setelah membacanya, tapi memang relatif juga bagi yang membacanya. Namun demikian, tidak lah akan menjadi diri kita istimewa dengan terus-terusan menggelontorkan ide. Pastinya kita merasa jenuh dan bosan dalam menjalani kehidupan, intinya, kita semua memerlukan keseimbangan dalam menjalani hidup ini, bukankah begitu?

Dengan adanya pengalihan-pengalihan yang terjadi saat ini, adalah rangkaian kejadian yang akan terjadi di masa depan. Tentu saja, karena jika tidak dituntaskan sekarang, baik direndam maupun diatasi menjadikan suatu permasalahan lagi dikemudian hari. Lalu peristiwa-peristiwa yang ada disaat ini, tentunya berhubungan dengan orang-orang yang melakukan peristiwa itu. Hasilnya, sebuah ide agar tidak memilih mereka dikemudian hari, bukankah begitu? Tidak setuju? Tak jadi suatu permasalahan bagi saya sih! Yang penting intinya adalah, mereka tidak akan jera, akan selalu melakukan satu kebohongan dan kebohongan yang lain.

Karena kita sendiri belum mapan dan sejahtera, akan selalu berada dalam posisi terpojok dan tersudut.

Hingga, kita mendapatkan pemerintahan yang bertanggung jawab, masyarakat yang berdaya serta pemerintah yang bersih. Dan dipastikan, pengalihan tersebut tidak akan banyak mengganggu aktivitas negara kita.

Kata banyak orang kunci nya adalah pada pemimpin, apakah benar pemimpinnya harus diganti? Wakil-wakilnya harus dibubarkan? Andaikan semudah itu. Tapi yang pastinya adalah, akan selalu ada pembela, yang memiliki wawasan untuk menyelamatkan bangsa ini. Tentunya dengan jalan keras. Bukan dengan bambu runcing ataupun peluru tajam, tetapi dengan membongkar-bongkar yang sudah ada dan tertata, dikembalikan pada asalnya dan kita sebagai rakyatnya lah yang akan mengalami penderitaan. Lalu, sampai dimanakah penghabisan atau muara tujuan yang telah kita cita-citakan bersama? Hanya Tuhan yang tahu.

Lalu kesimpulannya bagaimana dengan tulisan ini? Saya juga tidak tahu, karena sudah terlalu banyak dibohongi terus menerus, jadilah saya ini seorang kaula. Salam.

Comments

Popular posts from this blog

Isi/makna lagu DOREMI

Tips memilih gelasan layangan.