Romantic scene in Rab Ne Banna Di Jodi

“Dusta” Tatapan Taani tajam pada Surinder

“Tidak Taani” Cepat-cepat menjawab, dengan rasa malu menghinggapi dirinya.

“Semuanya dusta” Memandang mata Surinder lebih tajam seraya mendekati.

“Tidak,.............. Tidak” Dengan mimik menunduk jengah, malu dan takut akan tatapan tajam istrinya.

Cepat-cepat Taani menimpali perkataan Surinder “Kamu berdusta kepadaku bahwa kau tidak tahu apa itu cinta!”. Menghela nafas, masih menatap Surinder dengan tajam kembali berkata “Semua dusta belaka!” sedikit sinis.

“Betapa mudahnya kamu membalikkan semua kesedihanku menjadi kegembiraan, semua air mataku kau rubah menjadi gelak tawa” Mata Taani tak kuasa menahan linangan air mata. “Aku tidak memberimu setetes cinta pun...., ... tapi kau terus menghujaniku dengan cintamu” Linangan air mata yang membanjir tak terasa jatuh dengan derasnya..

“Bagaimana kau bisa mencintaiku sebegitu besarnya?” Dengan tatapan meminta jawaban jujur dari suaminya.

Dengan mimik lugu Surinder menjawab dengan tersipu-sipu “Sederhana, aku melihat Tuhan dalam dirimu!. Kembali melanjutkan walau istrinya tampak sedikit terkejut “Ketika aku melihatmu hatiku terasa damai. Dan ketika aku melihatmu tertawa, ketika aku melihatmu bahagia, My heart feels even more solace (hatiku terasa jauh lebih damai)”

Melanjutkan perkataan dan menatap wajah istrinya penuh kasih “Taani, jika ini cinta maka saya mencintaimu lebih dari cintaku pada Tuhan!”.

Mendapati pertanyaan dari suaminya, Taani memeluk Surinder, suaminya untuk yang pertama kalinya.

Surinder grogi dirinya dipeluk sang istri mencoba membalas pelukan sesaat kemudian “Tolong jangan menangis!” Sembari memegang wajah istrinya dengan hangat walau sedikit gemetaran menyapu linangan air mata yang terderai di kedua pipinya.

Wajah Taani terpancar bahagia atas pernyataan cinta suaminya, menatap Surinder, terlihat dirinya pun meneteskan air mata yang terbendung pada kacamata sang suami “Tolong sapu tangannya!” Melepaskan kacamata sang suami hendak membersihkan.

Merogoh saku celana kiri dan kanan namun tak mendapatinya “Sapu tangannya tertinggal di rumah!” Tersenyum-senyum malu, menarik baju berkata “Gunakan ini saja!”.

Sembari memperhatikan istrinya membersihkan kacamata dengan bajunya dengan lugu “Taani, ........Tuhan tidak akan marah denganku, karena saya mencintaimu lebih dari cintaku kepada-Nya?”.

Pertanyaan sang suami membuatnya tertawa geli “Tidak, tidak. Tuhan tidak akan marah!”.

Surinder merasa bahagia dengan jawaban Taani karena cintanya tidak bertepuk sebelah tangan “Bagus lah!” memeluk erat Taani dengan mesranya. Suasana menjadi hangat dan mencair menghinggapi dua sejoli yang sedang dilanda asmara ini.

Mohon maaf jika tulisannya kurang sreg silahkan lihat adegan tulisan dimulai pada detik ke-6 pada VC dibawah ini.


 

Adegan yang menguras air mata pemirsanya... kalimat-kalimat yang teruntai begitu indah dan sangat menyentuh kalbu sanubari paling dalam.
Begitu indah nya cinta dan kasih jika di iringi dengan ikhlas dan rela berkorban.

Comments

Post a Comment

Silahkan meninggalkan komentar. Salam hangat dan Terima Kasih.

Popular posts from this blog

Isi/makna lagu DOREMI