Berkelakar jayus

Tidak pandai berkelakar, tidak pandai berhumor dan tidak pandai membuat orang tertawa.
Justru setiap hari selama saya mengetahui, semua adalah kelakar.

Kelakar yang dikeluarkan oleh bapak-bapak yang memilik staf ahli, praktisi yang sudah lama berkecimpung dibidangnya, ketum yang lama duduk dan banyak lagi yang mereka ternyata lebih pandai berkelakar dari pada profesional senyatanya.

Pantas saja seorang sutradara, aktor, dan penulis gaek membuat film nya..
Ya betul. Ini lah negeri saya, anehnya saya tetap cinta dan membela negara ini(serius).
Ah, semua hanyalah demi sesuap nasi dan angka nominal di buku tabungan. Tapi masih tetap percaya tidak semua begitu.

Ada yang berkata, mulai lah perubahan itu dari diri kita sendiri. Ah masa sih, padahal seharusnya dari atas kebawah dan didukung oleh diri kita sendiri. Yang namanya memulai dari diri sendiri adalah seperti rajin mandi, rajin gosok gigi dan rajin menabung. Mana kala berinteraksi dengan orang lain, belum tentu kita bisa membuat mereka berubah. Yang ada malahan lebih terpuruk dari keadaan sebelumnya.

Adalah saya, saya yang memang selalu tertinggal. Adalah saya, saya yang dangkal ilmunya. Adalah saya, saya yang memang tidak bisa membaca semua kelakar ini.

Semoga saja yang baca tulisan ini tidak seperti saya. Semoga saja yang baca tulisan ini lebih bisa serius dan lebih bisa membimbing yang masih ingusan.

Hentikan semua kelakar ini. Sudah tidak lucu.

Comments

Popular posts from this blog

Tips memilih gelasan layangan.

Isi/makna lagu DOREMI